Total Tayangan Halaman

Jumat, 30 Juni 2017

Candlestick



Sejarah Candlestick


Candlestick pertama kali ditemukan oleh orang Jepang dan digunakan dalam perdagangan beras pada awal abad ke - 16.  Pada tahu 1700 - an, dikembangkan oleh seorang pengusaha beras bernama Munehisa Homma. Beliau menyadari bahwa Hukum Supply & Demand sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga di pasar, sehingga dia secara khusus mendalami psikologi dari para pedagang beras di era tersebut dan memformulasikannya menjadi beberapa prinsip kunci dalam pola candlestick yang digunakan sampai dengan saat ini. Kemudian, pada tahun 1900 - an, candlestick untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada dunia Barat oleh seseorang bernama Steve Nison. Namanya disebut sebagai candlestick atau candlechart karena bentuknya yang menyerupai "batang lilin" (Candlestick). 


Cara Membaca Candlestick



Candlestick

Pada sebuah Candlestick tercermin 4 buah komponen harga, yaitu :
  - O = Opening Price = Harga Pembukaan
  - H = Highest Price = Harga Tertinggi
  - L = Lowest Price = Harga Terendah
  - C = Closing Price = Harga Penutupan

Bagian tubuh (body) dari candlestick dibedakan warnanya antara harga yang mengalami kenaikan dengan yang mengalami penurunan pada periode tertentu sehingga dapat lebih mudah untuk dilihat dan dibedakan secara visual. Berikut adalah pengaturan umum warna candlestick (tidak mutlak karena dapat diubah sesuai keinginan di aplikasi charting masing-masing) :
  - White / Green Candle = menandakan harga yang mengalami kenaikan pada sesi tersebut.
     Harga Penutupan > Harga Pembukaan
  - Black / Red Candle = menandakan harga yang mengalami penurunan pada sesi tersebut.
     Harga Pembukaan > Harga Penutupan



Pola Candlestick


Candlestick sendiri dapat membentuk pola-pola unik yang dapat dianalisis lebih lanjut. Pada umumnya, dikenal beberapa pola candlestick sebagai berikut :

  - Pola 1 Candle
     o Marubozu → White dan Black Marubozu
     o Doji → Long Legged, Dragonfly, Gravestone, dan Four Price Doji
     o Hammer dan Inverted Hammer
     o Shooting Star dan Hanging Man

  - Pola 2 Candle
     o Bullish Pregnant dan Bearish Pregnant
     o Bullish Engulfing dan Bearish Engulfing
     o Tweezer Top dan Tweezer Bottom
     o Matching Low dan Matching High
     o Piercing Line dan Dark Cloud Cover

  - Pola 3 Candle
     o Three White Soldiers dan Three Black Crows
     o Morning Star dan Evening Star

  - Pola 5 Candle
     o Rising Three dan Falling Three


Namun, pada postingan kali ini tidak akan dijelaskan secara rinci satu per satu dari pola-pola candlestick tersebut. Pada postingan kali ini hanya akan dibahas mengenai beberapa pola yang cukup terkenal dan sering didengar, yaitu :

 - Marubozu


Marubozu 


      White atau Green Marubozu :
        o Harga terendah tidak pernah dibawah harga pembukaan pada sesi tersebut
        o Harga penutupan merupakan harga tertinggi pada sesi tersebut
        o Tidak memiliki upper shadow dan lower shadow
        o Menunjukkan minat beli yang sangat besar pada sesi tersebut
        o Merupakan salah satu Bullish Signal

      Black atau Red Marubozu :
        o Harga pembukaan merupakan harga tertinggi sepanjang sesi
        o Harga penutupan merupakan harga terendah pada sesi tersebut
        o Tidak memiliki upper shadow dan lower shadow
        o Menunjukkan minat jual yang sangat besar pada sesi tersebut
        o Merupakan salah satu Bearish Signal



 - Doji

Doji

     Doji :
       o Harga pembukaan sama (hampir sama) dengan harga penutupan
       o Menunjukkan kekuatan beli dan jual yang seimbang
       o Biasanya Doji merupakan tanda pembalikan arah (reversal)
       o Terbagi menjadi 4 : Long Legged , Dragonfly, Gravestone, dan Four Price Doji



 - Bullish dan Bearish Engulfing

Bullish Engulfing


       Bullish Engulfing :
         o Diawali oleh sebuah Downtrend
         o Merupakan format atau pola 2 candle
         o Menunjukkan Bullish Reversal Pattern
         o Candle pertama berwarna hitam (merah) dan candle kedua berwarna putih (hijau)
         o Body candle pertama berada di dalam body candle kedua




Bearish Engulfing



       Bearish Engulfing :
         o Diawali oleh sebuah Uptrend
         o Merupakan format atau pola 2 candle
         o Menunjukkan Bearish Reversal Pattern
         o Candle pertama berwarna putih (hijau) dan candle kedua berwarna hitam (merah)
         o Body candle pertama berada di dalam body candle kedua



 - Three White Soldiers dan Three Black Crows



Three White Soldiers dan Three Black Crows


      Three White Soldiers :
        o Diawali oleh sebuah Downtrend
        o Merupakan format atau pola 3 candle
        o Menunjukkan Bullish Reversal Pattern
        o Candle pertama, kedua dan ketiga semuanya berwarna putih (hijau)
        o Ketiga body candle tersebut umumnya cukup panjang
        o Opening candle kedua dan ketiga berada di bawah Closing candle sebelumnya
        o Closing candle kedua dan ketiga ditutup di atas Closing candle sebelumnya


      Three Black Crows :
        o Diawali oleh sebuah Uptrend
        o Merupakan format atau pola 3 candle
        o Menunjukkan Bearish Reversal Pattern
        o Candle pertama, kedua dan ketiga semuanya berwarna hitam (merah)
        o Ketiga body candle tersebut umumnya cukup panjang
        o Opening candle kedua dan ketiga berada di atas Closing candle sebelumnya
        o Closing candle kedua dan ketiga ditutup di bawah Closing candle sebelumnya





 - Rising Three dan Falling Three


Rising Three


       Rising Three :
         o Diawali oleh sebuah Uptrend
         o Merupakan format atau pola 5 candle
         o Menunjukkan Bullish Continuation Pattern
         o Candle pertama berwarna putih (hijau) dan memiliki body yang panjang
         o Diikuti 3 candle lebih pendek di dalam range candle pertama
         o Candle kedua, ketiga dan keempat boleh berwarna putih (hijau) atau hitam (merah)
         o Candle kelima harus berwarna putih (hijau) dan memiliki body yang panjang
         o Closing candle kelima di atas Highest candle pertama



Falling Three




       Falling Three :
         o Diawali oleh sebuah Downtrend
         o Merupakan format atau pola 5 candle
         o Menunjukkan Bearish Continuation Pattern
         o Candle pertama berwarna hitam (merah) dan memiliki body yang panjang
         o Diikuti 3 candle lebih pendek di dalam range candle pertama
         o Candle kedua, ketiga dan keempat boleh berwarna putih (hijau) atau hitam (merah)
         o Candle kelima harus berwarna hitam (merah) dan memiliki body yang panjang
         o Closing candle kelima di bawah Lowest candle pertama




Demikianlah beberapa contoh penjelasan dari pola candlestick yang cukup terkenal di dunia analisis teknikal. Semoga penjelasan yang telah disampaikan dapat bermanfaat bagi kalian semuanya.

Jangan lupa share postingan ini apabila anda merasa pengetahuan ini bermanfaat !



Selasa, 27 Juni 2017

Analisis Teknikal


Pengenalan



Sekarang ini sudah tidak asing bagi kita mendengar istilah main saham, nabung saham, trading saham, investasi saham, dan sebagainya. Akan tetapi, tahukah anda bahwa tidak semua orang memahami secara benar kemampuan apa saja yang setidaknya harus dimiliki untuk menjadi seorang trader / investor (agar dapat survive).

Berikut contoh beberapa pertanyaan sederhana untuk mengujinya :
  - Time horizon apa yang anda gunakan dalam berinvestasi ?
  - Parameter apa saja yang anda gunakan ?
  - Kapan waktu yang tepat menurut anda untuk membeli dan menjual ?
  - Apa alasan yang melatarbelakangi anda untuk melakukan keputusan membeli dan menjual ?
  - Berapa rasio risk - reward yang digunakan ?
  - Berapa target profit dan batasan cut loss yang digunakan ?

Semua pertanyaan di atas memang tidak mempunyai 1 jawaban yang baku. Apapun jawaban anda bisa saja menjawab pertanyaan tersebut. Akan tetapi, jawaban yang anda berikan mencerminkan pengetahuan yang anda miliki sebagai seorang trader / investor.

Analisis Teknikal adalah suatu metode untuk melalukan pengevaluasian baik itu berupa saham, forex, options, dan sebagainya dengan cara mempelajari statistik yang dihasilkan oleh aktivitas pasar di masa lampau guna memprediksikan pergerakan harga di masa mendatang.
Para analis yang melakukan riset dengan menggunakan data-data teknikal ini disebut sebagai technical analysttechnicalist, dan chartist.




Sejarah Analisis Teknikal 


Analisis Teknikal mungkin pertama kali digunakan untuk perdagangan agrikultur di Eropa pada awal abad ke 16. Kemudian sekitar tahun 1700 - an di Asia (tepatnya di Jepang), tercipta teknik baru dalam analisis teknikal yaitu dengan menggunakan Candle Charts untuk menganalisis perdagangan beras di zaman tersebut. Sedangkan di Amerika, baru pada akhir abad ke 18 atau tepatnya tahun 1882, Charles Dow dan rekannya Edward Jones serta Charles Bergstresser mendirikan Dow Jones & Co. Dow lalu menuangkan ide-idenya yang diakui dan dihargai sebagai landasan bagi analisis teknikal modern sekarang ini dengan menulis seri editorial dalam surat kabar harian terbesar di dunia saat itu yang juga dimiliki oleh Dow Jones & Co yaitu The Wall Street Journal.

Ada tiga pemikiran yang menjadi dasar analisis teknikal, yaitu :
- Pergerakan harga yang terjadi di pasar telah mewakili semua faktor lain.
  (Market action discounts everything)
- Terdapat suatu pola kecenderungan dalam pergerakan harga.
  (Prices move in trends)
- Sejarah akan terulang.
  (History repeats itself)




Bagian - Bagian dalam Analisis Teknikal 


Dalam dunia Analisis Teknikal, banyak sekali komponen-komponen yang kemudian dirangkai menjadi satu bagian yang kemudian dianalisis lebih lanjut.

Berikut adalah bagian-bagian dalam Analisis Teknikal :

Charts
  Chart adalah sebuah gambar grafik yang berfungsi untuk menunjukkan riwayat pergerakan nilai harga saham pada suatu periode waktu tertentu. Terdapat tiga jenis charts yang paling sering digunakan, yaitu : Line Charts, Bar Charts, dan Candle Charts.


Time Horizon / Parameter Waktu
  Parameter waktu (time horizon) yang digunakan seseorang sangat mencerminkan tipikal orang tersebut apakah seorang trader maupun investor. Tidak ada pilihan time horizon yang paling tepat, namun pemilihan suatu parameter waktu tertentu yang digunakan akan memberikan strategi yang berbeda dengan parameter waktu lainnya.
Sebagai panduan dasar, berikut penentuan periode time horizon yang ideal (bagian ini bersifat subjektif jadi akan selalu berbeda antara seseorang dengan yang lainnya) :
  a. Short Term Traders biasanya menggunakan daily charts.
      Periode gambaran makro menggunakan periode satu tahun.
  b. Medium Term Traders biasanya menggunakan weekly charts.
      Periode gambaran makro menggunakan periode tiga tahun.
  c. Long Term Traders biasanya menggunakan monthly charts.
      Periode gambaran makro menggunakan periode 5 tahun ke atas.


Trend 
  Trend adalah suatu pola kecenderungan pada pergerakan harga.
  Ada tiga jenis trend yang biasa dikenal, yaitu :
   a. Uptrend        : kecenderungan harga yang semakin naik.
   b. Downtrend    : kecenderungan harga yang semakin turun.
   c. Sideways (Trendless) : kecenderungan harga yang tetap atau stabil.

   Dalam masing - masing trend tersebut dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu Major Trend, Secondary Trend dan Minor Trend. Dan di dalam sebuah trend biasanya terdiri dari tiga fase yaitu fase akumulasi, fase partisipasi publik dan fase distribusi.
Dalam mempelajari trend, perlu diketahui pula mengenai trendline, channel line, valid break, serta false break.


-  Support dan Resistance
   Support adalah level di mana terdapat kecenderungan harga akan naik karena pembeli yang lebih banyak dibandingkan dengan penjual (Demand > Supply) sedangkan Resistance adalah kecenderungan harga akan turun karena penjual lebih banyak daripada pembeli (Supply > Demand). Agar lebih mudah dipahami, Support dan Resistance dapat diilustrasikan sebagai "Lantai dan Plafon" . Bola akan mantul ke atas apabila membentur lantai (support) dan akan mantul ke bawah bila membentur plafon (resistance). Support dan Resistance ini terbentuk karena memori masa lalu (charting) dan perasaaan saat ini (fear / greed). 


-  Batas Toleransi
   Tidak ada yang 100 % pasti dalam Analisis Teknikal, oleh sebab itu untuk dapat meredam Bad Signals (Whipsaws) terkadang seorang technical analyst perlu memberikan batas toleransi sebelum pergerakan harga yang melewati suatu garis dinyatakan sebagai penembusan yang sah (valid break). Batas toleransi yang umum digunakan adalah 0,5 % sampai dengan 5 % tergantung pada time horizon yang digunakan oleh masing-masing investor maupun trader. 


-  Volume Transaksi
   Meskipun komponen harga merupakan variabel terpenting dalam Analisis Teknikal, namun volume adalah parameter yang tidak kalah pentingnya. Volume menunjukkan transaksi yang terjadi dalam aktivitas perdagangan pada suatu periode waktu tertentu. Besarnya volume transaksi juga dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat likuiditas dari sebuah saham. 


-  Gaps
   Gaps adalah celah kosong di dalam charts yang timbul akibat adanya lonjakan harga yang terjadi karena "tidak ada transaksi" pada level harga tersebut. Terdapat empat jenis klasifikasi gaps, yaitu : 
     a. Common Gaps 
     b. Break Away Gaps
     c. Run Away Gaps
     d. Exhaustion Gaps


-  Chars Patterns
   Charts Patterns adalah pola charts yang terbentuk dari beberapa komponen meliputi trendline, support, dan resistance. Chart patterns sendiri terbagi menjadi dua kategori yaitu :

   a. Pola Pembalikan Arah (Reversal Patterns) :
       o  Head and Shoulders
       o  Inverted Head and Shoulders
       o  Triple Tops / Tripple Bottoms
       o  Double Tops / Double Bottoms
       o  Horn Tops / Horn Bottoms

   b. Pola Berkelanjutan (Continuous Patterns) :
       o  Triangles
       o  Flags
       o  Pennants
       o  Wedge
       o  Rectangle
       o  Cup and Handle
       o  Head and Shoulders (Continuation)
       o  Inverted Head and Shoulders (Continuation)


-   Pola Candlestick
    Candlestick sendiri memiliki pola-pola yang dapat dipelajari untuk dapat memberikan sinyal - sinyal tertentu yang diinginkan. Terdapat pola 1 candle , pola 2 candle, maupun pola 3 candle.

Berikut akan disebutkan beberapa pola candlestick yang cukup populer terdengar :
   a. Marubozu → White Marubozu dan Black Marubozu
   b. Doji  → Long Legged Doji, Dragonfly, Gravestone, Four Price Doji
   c. Hammer / Inverted Hammer dan Hanging Man / Shooting Star
   d. Bullish Engulfing dan Bearish Engulfing
   e. Three White Soldiers / Three Black Crows
   f. Rising Three / Falling Three
   Dan masih banyak lagi.


-  Teknikal Indikator
   Teknikal indikator adalah metode analisis yang dihasilkan dari perhitungan suatu formula atas data - data yang telah tercipta sebelumnya untuk tujuan memprediksi pergerakan harga di kemudian hari. Teknikal indikator secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Lagging Indicators dan Leading Indicators. 
Lagging Indicators adalah indikator yang berfungsi untuk mendeteksi trend, misalnya adalah MA (Moving Averages), sedangkan Leading Indicators adalah indikator yang berfungsi untuk membaca momentum suatu market apakah sedang oversold atau overbought, misalnya adalah RSI (Relative Strength Index). 

Berikut adalah contoh beberapa teknikal indikator yang cukup populer di masyarakat :
   a. Moving Averages → SMA , WMA dan EMA
   b. Bollinger Bands
   c. Momentum
   d. RSI (Relative Strength Index)
   e. Stochastic
   f. MACD (Moving Average Convergence Divergence)
   g. MACD Histogram
   h. William % R


Bagian - bagian yang telah dijelaskan di atas dapat dirangkai menjadi satu kesatuan untuk dapat digunakan sebagai alasan atau latar belakang mengapa suatu saham layak untuk dibeli dan dijual (selain dari sisi fundamental). Dan ingat, tidak ada yang 100 % pasti dalam dunia saham, sehingga kita baik sebagai trader maupun investor harus bijak dalam memutuskan suatu tindakan beli dan jual (harus dilatarbelakangi oleh alasan yang cukup mumpuni).

Semoga berhasil !




Sumber (beberapa bagian dikutip dari) :

Ong, Edianto. 2017. Technical Analysis for Mega Profit. Jakarta : Gramedia.

Sabtu, 24 Juni 2017

Sejarah Pasar Modal Indonesia


Tahun 1977


Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.



Tahun 1987


Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24 sehingga muncul Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memudahkan perusahaan untuk IPO dan investor asing masuk ke Indonesia.



Tahun 1988


Paket Desember 1988 (PAKDES 88) dan beberapa kebijakan lain berdampak positif bagi pertumbuhan pasar modal serta Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi.



Tahun 1989


Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya.



Tahun 1992


Swastanisasi BEJ kemudian BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan tanggal 13 Juli diperingati sebagai HUT BEJ.




Tahun 1995


Sistem otomasi perdagangan sistem komputer melalui JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
Pemerintah mengeluarkan Undang - Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.




Tahun 1996


KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia) didirikan. 

Logo KPEI














Tahun 1997


KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) didirikan.

Logo KSEI













Tahun 2000


Scriptless trading system mulai diberlakukan.




Tahun 2001


LQ - 45 Futures pertama kali diperdagangkan.




Tahun 2002


BEJ mulai mengimplementasikan remote trading system.




Tahun 2004


Stock Options pertama kali diperdagangkan.




Tahun 2007


Bursa Efek Surabaya bergabung dengan Bursa Efek Jakarta dan berubah menjadi Bursa Efek Indonesia serta pasar ETF mulai dibuka.


Logo IDX

















Tahun 2009


JATS Next G trading platform diluncurkan.




Tahun 2010


The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) didirikan.

Logo TICMI














Tahun 2011


Indonesia Capital Market and Electronic Library (ICAMEL) didirikan serta DSN-MUI mengeluarkan fatwa tentang prinsip syariah pada mekanisme perdagangan saham.




Tahun 2012


Otoritas Jasa Keuangan mulai beroperasi berdasarkan Undang - Undang No. 21 Tahun 2011 serta Indonesia SIPF dibentuk.

Logo Indonesia SIPF











Tahun 2013


Implementasi penambahan jam perdagangan.




Tahun 2014


Implementasi perubahan Lot Size dan Tick Size Rule.




Tahun 2015


Peluncuran IDX Channel serta kampanye "Yuk Nabung Saham" dimulai.




Tahun 2016


Soft Re-Launching of LQ - 45 Index Futures serta penyesuaian kembali Tick Size.



Jumat, 23 Juni 2017

Perusahaan Sekuritas / Broker Saham


Untuk dapat memulai kegiatan investasi maupun trading di dunia saham diperlukan adanya perantara dalam melakukan transaksi. Perantara tersebut lebih dikenal sebagai Broker Saham atau Perantara Pedagang Efek. Kegiatan perantara transaksi saham tersebut dilakukan oleh perusahaan sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (sebagai anggota bursa).

Berdasarkan data yang dikutip dari www.idx.co.id , diketahui bahwa tercatat ada sejumlah 108 perusahaan sekuritas yang terdaftar sebagai anggota bursa baik sebagai Perantara Pedagang Efek maupun Penjamin Emisi Efek. Anggota bursa itu sendiri terbagi menjadi perusahaan milik negara, swasta, maupun perusahaan asing.

Berikut adalah beberapa contoh perusahaan sekuritas yang cukup dikenal di masyarakat :

1. Perusahaan Sekuritas Pemerintah :
    - Mandiri Sekuritas                       (Kode Broker : CC)
    - Bahana Sekuritas                       (Kode Broker : DX)
    - Danareksa Sekuritas                   (Kode Broker : OD)
    - BNI Sekuritas.                             (Kode Broker : NI)

2. Perusahaan Sekuritas Swasta :
    - IndoPremier Sekuritas                (Kode Broker : PD)
    - Panin Sekuritas                           (Kode Broker : GR)
    - BCA Sekuritas                            (Kode Broker : SQ)
    - Samuel Sekuritas                         (Kode Broker : IF)
    - Kresna Sekuritas                          (Kode Broker : KS)
    - MNC Sekuritas                            (Kode Broker : EP)
    - Trimegah Sekuritas                       (Kode Broker : LG)
    - Sinarmas Sekuritas                       (Kode Broker : DH)

3. Perusahaan Sekuritas Asing :
    - Mirae Asset Sekuritas                (Kode Broker : YP)
    - Citigroup Sekuritas                    (Kode Broker : CG)
    - Credit Suisse Sekuritas              (Kode Broker : CS)
    - DBS Vickers                               (Kode Broker : DP)
    - Deutsche Sekuritas                     (Kode Broker : DB)
    - CIMB Sekuritas                          (Kode Broker : YU)
    - Valbury Asia Sekuritas               (Kode Broker : CP)
    - Victoria Sekuritas                       (Kode Broker : MI)
    - RHB Sekuritas                            (Kode Broker : DR)
    - Merrill Lynch Sekuritas              (Kode Broker : ML)
    - J.P Morgan Sekuritas                  (Kode Broker : BK)
    - UOB Kay Hian Sekuritas             (Kode Broker : AI)
    - UBS Sekuritas                             (Kode Broker : AK)


Berdasarkan data yang dikutip dari Fact Book 2016 (diperoleh dari www.idx.co.id) didapat data sebagai berikut :


1. Tabel Perusahaan Sekuritas Teraktif berdasarkan Trading Volume















2. Tabel Perusahaan Sekuritas Teraktif berdasarkan Trading Value















3. Tabel Perusahaan Sekuritas Teraktif berdasarkan Trading Frequency















Note : Daewoo Sekuritas telah berubah nama menjadi Mirae Asset Sekuritas.


Tips untuk memilih perusahaan sekuritas adalah sebagai berikut :
  -  Pastikan memiliki ijin usaha resmi.
  -  Diawasi resmi dan terdaftar di OJK.
  -  Pastikan perusahaan sekuritas tersebut mempunyai fasilitas online trading yang stabil.
  -  Perhatikan komisi fee beli maupun fee jual yang ditetapkan perusahaan sekuritas tersebut.
  -  Perhatikan jumlah minimum setoran awal.

Saat ini, untuk jumlah minimum setoran awal terendah adalah Rp 100.000,- . Jumlah minimum setoran awal tersebut bervariasi di berbagai perusahaan sekuritas (dari rentang Rp 100.000 s/d Rp 10.000.000). Komisi beli dan jual pun berbeda antara perusahaan sekuritas yang satu dengan yang lainnya.

Komisi (Fee) Beli  : sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan sekuritas karena telah melakukan kegiatan perantara untuk tranksasi beli (Buy Order) di Bursa Efek Indonesia.

Komisi (Fee) Jual  : sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan sekuritas karena telah melakukan kegiatan perantara untuk transaksi jual (Sell Order) di Bursa Efek Indonesia.

Komisi beli maupun jual yang ditetapkan oleh perusahaan sekuritas biasanya telah mencakup biaya-biaya yang ditetapkan untuk suatu transaksi di Bursa (biaya ke BEI, KPEI, KSEI, maupun pajak penghasilan).


Berikut adalah perincian biaya tranksaksi di Bursa (belum termasuk komisi ke perusahaan sekuritas) :

















Besarnya biaya untuk transaksi beli dan jual di Bursa adalah sebesar 0,043 % dan 0,143 % dari nominal transaksi yang dilakukan (belum termasuk fee ke perusahaan sekuritas). Khusus untuk biaya transaksi jual terlihat lebih besar karena pada biaya tersebut telah mencakup Income Tax atau Pajak Penghasilan sebesar 0,1 %.


Berikut adalah rincian ketentuan fee jual dan beli (khusus untuk Online Trading) serta minimum setoran awal dari beberapa perusahaan sekuritas :

  - Mirae Asset Sekuritas :
    Komisi Beli  : 0,15 %
    Komisi Jual  : 0,25 %
    Minimum Setoran Awal  : Rp 10.000.000
    Aplikasi Online Trading  : HOTS (Home Online Trading System)

  - IndoPremier Sekuritas :
    Komisi Beli  : 0,19 %
    Komisi Jual  : 0,29 %
    Minimum Setoran Awal   : Rp 100.000
    Aplikasi Online Trading   : IPOT (Indo Premier Online Technology)

  - Mandiri Sekuritas :
    Komisi Beli  : 0,18 %
    Komisi Jual  : 0,28 %
    Minimum Setoran Awal   : Rp 10.000.000
    Aplikasi Online Trading   : MOST (Mandiri Sekuritas Online Trading)

  - Panin Sekuritas :
    Komisi Beli  : 0,20 %
    Komisi Jual  : 0,30 %
    Minimum Setoran Awal   : Rp 10.000.000
    Aplikasi Online Trading   : POST (Panin Sekuritas Online Stock Trading)

  - BNI Sekuritas :
    Komisi Beli  : 0,20 %
    Komisi Jual  : 0,30 %
    Minimum Setoran Awal   : Rp 1.000.000
    Aplikasi Online Trading   : eSmart

  - Danareksa Sekuritas :
    Komisi Beli  : 0,17 %
    Komisi Jual  : 0,27 %
    Minimum Setoran Awal   : Rp 5.000.000
    Aplikasi Online Trading   : D'ONE (Danareksa Online)

    Dan masih banyak lagi yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


Note : Komisi yang tercantum di atas adalah komisi total (sudah termasuk biaya transaksi di Bursa dan komisi ke perusahaan sekuritas itu sendiri) dan merupakan komisi untuk Online Trading.


Berikut contoh perhitungan dari komisi beli dan jual seperti yang telah dijelaskan sebelumnya :

Kasus Beli :
Bapak A berniat untuk membeli saham ABCD sebanyak 1 lot dengan harga Rp 1000 / lembar. Apabila komisi beli adalah 0,15 %, maka :
   Harga pembelian pokok : 1 lot x 100 lembar x Rp 1000 / lembar  = Rp 100.000
   Komisi beli                  : 0,15 % x Rp 100.000                          = Rp 150
   Total yang harus dibayar                                                          = Rp 100.150

Kasus Jual :
Bapak A berniat untuk menjual saham ABCD yang dimilikinya di harga Rp 2000 / lembar. Apabila komisi jual adalah 0,25 %, maka :
   Harga penjualan pokok : 1 lot x 100 lembar x Rp 2000 / lembar  = Rp 200.000
   Komisi jual                 : 0,25 % x Rp 200.000                          = Rp 500
   Total yang diterima hasil penjualan                                           = Rp 199.500




Pengenalan Dasar Dunia Saham



Apa itu Saham ?


Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, maka sebuah perusahaan dapat memperoleh modal tambahan untuk pendanaan bisnis baik itu jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang dengan adanya imbalan tertentu bagi para pemegang saham.Saham merupakan alternatif yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan modal bisnisnya selain menerbitkan Obligasi (Surat Hutang).



Apa itu Saham Blue Chips ?


Blue Chips adalah sebuah istilah dalam pasar modal yang mengacu pada saham dan perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Istilah ini berasal dari istilah di kasino, dimana Blue Chips mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. Saham Blue Chips biasanya memberikan dividen secara reguler, bahkan ketika bisnis berjalan lebih buruk dari biasanya.
Berikut beberapa contoh saham Blue Chips yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia :
  -  BBCA  = Bank Central Asia
  -  BBRI   = Bank Rakyat Indonesia
  - TLKM  = Telekomunikasi Indonesia
  - UNVR  = Unilever Indonesia
  - ASII     = Astra International
  - GGRM = Gudang Garam
  - HMSP  = H M Sampoerna



Apa itu IHSG ?

IHSG merupakan singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan JCI (Jakarta Composite Index) atau IDX (Indonesia Composite Index), merupakan indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ (sekarang BEI). Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 dimana pada tanggal tersebut indeks ditetapkan dengan nilai dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.



Apa itu Dividen ?


Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya lembar saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, namun distribusi keuntungan kepada para pemegang saham memang merupakan tujuan utama suatu bisnis.
Dividen dapat dibagi menjadi 4 jenis, diantaranya :
  -  Dividen Tunai ( Dividen berupa uang tunai dan merupakan hal yang paling umum terjadi)
  -  Dividen Saham (Dividen berupa tambahan jumlah lembar saham)
  -  Dividen Properti (Dividen berupa properti dan sangat jarang dilakukan)
  -  Dividen Interim



Apa itu IPO ?


IPO adalah singkatan dari Initial Public Offering (Penawaran Umum Perdana) merupakan penjualan pertama atau perdana saham umum sebuah perusahaan kepada investor umum. Tujuan dari IPO itu sendiri biasanya agar perusahaan memperoleh dana segar dari publik sebagai tambahan modal untuk melakukan ekspansi usaha, membayar hutang perusahaan, meningkatkan likuiditas perusahaan, serta memperkenalkan perusahaan ke publik.



Apa itu Trend ?


Trend adalah suatu pola kecenderungan pada pergerakan harga saham.
Ada 3 jenis Trend yang biasa dikenal, yaitu :
  - Uptrend                            : kecenderungan harga yang bergerak semakin naik.
  - Downtrend                       : kecenderungan harga yang bergerak semakin turun.
  - Sideways (Trendless)    : kecenderungan harga yang bergerak tetap.

Dalam masing - masing trend tersebut dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu Major Trend, Secondary Trend dan Minor Trend. Dan di dalam sebuah trend biasanya terdiri dari tiga fase yaitu fase akumulasi, fase partisipasi publik dan fase distribusi.



Bullish vs Bearish


Bullish dan Bearish adalah istilah dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk melambangkan situasi pasar (market).
Bullish berasal dari kata Bull yang artinya banteng → seperti ciri banteng yang suka mengayunkan tanduknya ke atas, melambangkan optimisme para pelaku dalam kondisi pasar yang harganya sedang naik.
Bearish berasal dari kata Bear yang artinya beruang → seperti ciri beruang yang suka mengayunkan cakarnya ke bawah, melambangkan pesimisme para pelaku dalam kondisi pasar yang harganya sedang turun.



Take Profit vs Cut Loss


Take Profit adalah suatu target melakukan transaksi (Sell Order) apabila sudah mengalami profit pada kenaikan di harga tertentu.
Cut Loss adalah suatu target melakukan transaksi (Sell Order) untuk membatasi kerugian (agar tidak mengalami kerugian lebih parah) pada penurunan di harga tertentu. 



Analisa Teknikal vs Analisa Fundamental


Analisa Teknikal adalah suatu analisis yang bersifat pada pengamatan pola grafik pergerakan harga saham yang berujung pada analisis trend harga, penentuan garis Support dan Resistance, titik balik (Reversal Point) dan peramalan Entry Point maupun Exit Point (harga beli dan harga jual).
Analisa Fundamental adalah suatu analisis yang bersifat pada penentuan harga wajar suatu saham (Fair Value) yang akan dibandingkan dengan harga pasar (Market Price). Analisis tersebut diperoleh dari analisis laporan keuangan suatu saham sehingga dapat ditentukan apakah saham tersebut dinilai terlalu murah (Undervalued) atau terlalu mahal (Overvalued).
    

  

Trader vs Investor


Trader adalah seseorang yang melakukan kegiatan jual beli di pasar modal dalam kurun waktu yang relatif singkat, dimana strateginya adalah membeli saham suatu perusahaan yang harganya berpotensi untuk mengalami kenaikan dalam waktu dekat.
Investor adalah seseorang yang melakukan kegiatan membeli saham untuk disimpan dan kemudian dijual kembali dalam waktu yang cenderung lebih lama, dimana strateginya adalah membeli saham suatu perusahaan yang sehat atau berfundamental yang baik dan tidak terlalu terpengaruh terhadap fluktuasi harga saham secara harian.

Berikut adalah tabel perbandingan antara Investasi dan Trading :